Idul Fitri kemarin alhamdulillah ada waktu dan rejeki buat mudik ke Lombok. Berhubung judulnya "mudik" untuk "silahturahmi", jadi jelas lah sepanjang waktu diisi dengan leyeh-leyeh di rumah saudara-saudari. Percaya atau ngga, hampir 5 hari saya di Lombok, saya ga nginjek pasir pantai sekali pun! Apalagi nyemplung ke laut. Huhuhu. Baju renang tergulung rapi di koper.
Hari terakhir sebelum pulang, akhirnya tiga keponakan kesayangan saya ngajakin ngabur buat leyeh-leyeh anak muda. "Kesini yuk, daripada di rumah papuk, senyam-senyum doang ga ngerti mereka ngomong apa" *sambil pamer foto cafe menggiurkan di hp nya*. Foto yang dipamerin adalah foto dy di cafe di pegunungan (atau bukit ya?) dengan view ke pantai Kuta/Tanjung Aan. Meen, mauuk! Walaupun saat itu kami baru aja pulang dari air terjun Benang Kelambu dan super gempor karena tracking, saya langsung semangat 45 buat lanjut ke Kuta.
Selagi para orang tua ke Mataram, kami pun pisah mobil dan ngabur ke Kuta. Kalau selama ini saya ke Kuta cuma ke pantainya, kali ini saya dibawa naiiik ke gunung (atau bukit ya istilahnya?). Agak amazed juga karena ternyata kawasan ini sedang sangat berkembang. Terlihat beberapa spot yang sedang dalam tahap pembangunan hotel dan makin ke atas ada beberapa cafe yang jelas sekali baru. Tampaknya orang sudah menemukan potensi kawasan ini untuk wisata.
Kami pun parkir di depan Ashtari Restaurant & Lounge. Pas baca papan namanya, saya pengen ketawa karena ada claim "Stunning View". Ciyeee :)). Masuk ke halaman Ashtari, kita akan ketemu gentong gede buat cuci kaki. Lalu, masuk ke resto nya pun harus lepas sandal. Hahaha. Jelas sekali ownernya ga mau pusing bersihin lantai akibat kaki-kaki berpasir.
Papannya agak cilik |