Heaven!

Heaven!

Tuesday, February 9, 2016

Kosan punya cerita

Sebagai mahasiswa, saya menghabiskan hampir 8 tahun hidup saya tinggal di kost. Bandung sebagai kota pilihan saya untuk kuliah punya banyak alternatif tempat tinggal untuk mahasiswa yang berasal dari luar kota. Asrama mahasiswa, kamar kost, rumah kontrakan atau apartment, tinggal pilih sesuai keperluan dan budget. Saya orangnya pemalas, jadi udah pasti asrama, rumah kontrakan atau apartment saya coret dari pilihan. Malas ngurusnya. Apalagi asrama yang konon katanya ada piketnya segala. Alhasil, kamar kost lah yang paling ideal buat saya.

Pada saat saya baru mau masuk kuliah S1 di tahun 2007 yang lalu (waks, tua juga ya gw!), saya cukup antusias buat nyari-nyari kosan. Eh tapi suatu hari mama papa saya nyelonong weh ke Bandung buat nyari kosan. Saya ngga diajak. Jadi, kosan pertama saya ya pilihan mama papa, di daerah Tubagus Ismail, dengan kriteria kosan yang menurut mereka adalah kosan untuk anak baik-baik.

Tuesday, January 26, 2016

Karen, Popuri, Ann, Elli, or Mary?

Siapa yang ngga tau game Harvest Moon?

Bagi saya, harvest moon back to nature adalah maha-game. Oke lebai. Tapi game ini legendaris banget sampe saya heran kalau ada generasi saya yang ga main game ini. Kasian deh lu, ngapain aja pas kecil? :)) *songong*

Bagi yang ngga tau harvest moon back to nature, game ini ceritanya tentang anak lelaki yang mengurus sebuah farm dan mengejar cewe-cewe. Jadi kita sebagai si cowo kerjaanya ngurusin farm mulai dari bercocok tanam, beternak, menambang, dan tentunya mencari jodoh. Yang bikin menarik ya itu, karakternya kuntet-kuntet lucu lalu kegiatannya banyak dan menanamkan nilai-nilai pendidikan. Halah.

si mayor jenggotan

beternak

bertani

Sunday, January 24, 2016

This is what we called honeymoon

Sudah tau kan alasan saya memilih Lombok sebagai tujuan honeymoon? Yaps, biar bisa full leyeh-leyeh tanpa kepikiran pengen jalan-jalan kesana kemari. Dalam memilih hotel, saya dan suami juga sengaja nyari hotel yang jauh dari hingar bingar dan kebisingan. Jadi, sudah pasti yang namanya gili trawangan, meno, dan air kami coret dari list. Pilihan selanjutnya adalah antara Kuta, Senggigi, atau Sekotong. Hmmm.. Berdasarkan berbagai pertimbangan, akhirnya kami pilih Kuta dan Senggigi.

Pilihan kami pun jatuh pada Novotel Lombok Resort and Villa sebagai tempat "ngetem" pertama setelah landing di Lombok. Novotel terletak persis di Pantai Kuta dan yang jelas jauh darimana-mana. Dengan lokasinya yang terpencil kaya gitu, udah pasti privacy nya oke banget. Tapi ya konsekuensinya, kita harus rela sewa kendaraan atau naik taxi kalau mau kemana-mana. Nah ini enaknya punya keluarga besar di Lombok, mobil pun tinggal ngerayu sepupu dan keponakan :D

Welcome!

Kami tiba di Novotel udah cukup malam, sekitar jam 9 malam. Tapi tetep loh, proses check in nya lancar dan cepet. Si Mbak resepsionisnya pun langsung mengenali kami dan form check in dengan nama kami pun udah siap di depannya. Bahkan masih ada bellboy yang bantu bawa barang kami ke kamar. Surprise surprise! Ternyata di kamar udah ada flower decorations dan complimentary fruit and wine! Asiknya lagi, kami dapat kamar yang menghadap ke bagian belakang hotel jadi jalan di depannya cenderung sepi dan jarang dilewatin orang. Terasnya asik banget buat leyeh-leyeh tanpa terganggu orang hilir mudik.

Wednesday, January 20, 2016

D-day

20 Dec 2015, 8 am

Hey, husband!
Venue: Granadi, Jakarta Selatan
Catering: Alfabet Catering
MUA: Kusumo Inten
Decoration: Tata Decor
Photography: Lightbrush Photography
Entertainment: Taman Music Entertainment
WO: Skywedding WO
Souvenir: Fine Souvenir


Love!

Leyeh-leyeh makan-makan di Lombok

Menjadi keturunan (setengah) sasak membuat saya cukup mengenal adat istiadat di pulau Lombok, tak terkecuali makanannya. Dulu saat masih ada papuq (kakek-nenek), mama papa selalu ngajak mudik ke Lombok setiap lebaran. Dulu sih bengang-bengong aja di sana, lha wong saya ga ngerti bahasa sasak, nenek pun ga bisa bahasa indonesia. Saya yang masih balita pun nempel-nempel aja ke mama. Hehe. Sekarang, setelah kakek nenek sudah ngga ada, mudik ke Lombok masih tetap dilakukan tapi menjadi 2 atau 3 tahun sekali. Lucunya, walaupun saya cukup rutin ke Lombok, saya justru kurang mengenal tempat-tempat wisata di sana, apalagi jajanan atau wisata kulinernya. Namanya juga mudik dengan tujuan silahturahmi, waktu seminggu bisa habis untuk mengunjungi rumah saudara-saudara. Makan pun ya di rumah keluarga besar.

Pertama kalinya di Lombok ga sarapan di rumah :D
Sampai akhirnya saya dan suami saya memutuskan untuk honeymoon ke Lombok. Banyak teman-teman yang heran kenapa Lombok yang kami pilih, secara ya menurut mereka saya kan orang Lombok, bisa ke Lombok kapan aja. Justru itu alasan utamanya. Justru karena ke Lombok bisa kapan aja, kami jadi bisa full leyeh-leyeh selow nyelow tanpa takut rugi ada hal yang kami lewatkan dari Lombok. Bandingkan dengan bila kami pergi ke Raja Ampat. Pasti hasrat “ogah rugi” akan muncul dan bela-belain menclok sana-sini dengan prinsip “kapan lagi bisa ke sini”. Lagipula, namanya honeymoon kan special occasion, pasti pengennya di hotel cantik nyaman dong. Nah rugi kan udah bayar hotel mahal-mahal kok malah buat bobo malem aja (dasar wanita gakmau rugi). Alasan utama lain adalah ya sekalian silahturrahmi karena keluarga papa yang sepuh-sepuh kan gabisa hadir di acara pas di Jakarta, ya jadi sekalian ngenalin suami ke keluarga besar. Ihiiyy :3

Lepas dari diet pra-nikah, tentu saya lapar banget dan bawaannya pengen jajaaan terus. Baru saat ini juga saya bisa ngerasain leluasa mau jajan atau makan apa aja tanpa ada beban “ditunggu di rumah si ini ya buat makan siang”.