Dalam perjalanan menuju Capitol, Katniss dkk harus menghadapi kapsul jebakan yang dipasang Capitol di sepanjang jalan. Satu per satu anggota pasukan terbunuh dan yang tersisa hanya Katniss, Peeta, Pollux, dan Cressida saat mereka berhasil mencapai jantung Capitol. Di saat yang sama, kawanan pemberontak juga telah berhasil mencapai Capitol sehingga suasana dalam Capitol sangat panas dan kacau. Memanfaatkan hiruk-pikuk ini, Katniss dkk menyusup menuju mansion Snow. Katniss pun melihat bahwa Snow telah membentuk perisai manusia, yang semuanya anak-anak, untuk melindungi mansionnya. Ketika pemberontak menyerang, Capitol menjatuhkan parasut yang berisi bom ke arah anak-anak tersebut. Tim medis dari pemberontak pun segera datang untuk menolong korban bom tersebut. Akan tetapi, sayangnya masih ada bom yang masih aktif diantara mereka sehingga terjadi ledakan susulan dan menewaskan semuanya, termasuk Prim, yang ikut dalam tim medis tersebut. Katniss yang berusaha menyelamatkan Prim juga terkena dampak bom tersebut hingga mengalami luka parah.
Pada akhirnya, perang selesai. Capitol berhasil dijatuhkan. Snow dan kaki tangan Capitolnya telah diadili dan divonis mati. Sesuai janji Coin, Katniss diizinkan untuk membunuh Snow. Pada hari eksekusi, Katniss justru menembakkan anak panahnya ke arah Coin dan membunuhnya. Akibatnya, suasana gempar dan Katniss ditahan. Snow, yang saat itu kesehatannya buruk pun turut tewas, entah memang karena penyakitnya, atau karena terinjak-injak massa. Setelah dikurung dalam waktu lama, Katniss pun dinyatakan bebas dari hukuman dan dipulangkan ke distrik 12. Saat itu yang terjadi adalah Paylor, dari distrik 8, diangkat menjadi Presiden Panem, Katniss dan Haymitch kembali ke desa pemenang di distrik 12, ibu Katniss mendirikan rumah sakit di distrik 4, dan Gale bekerja di distrik 2. Katniss yang kembali ke distrik 12 sebatang kara, hanya ditemani oleh Greasy Sae yang mengurusnya setiap hari selama kondisi mental Katniss terganggu. Hingga sampai suatu hari Peeta menyusul Katniss. Penduduk distrik 12, perlahan-lahan mulai kembali ke distriknya. Membenahi distriknya dan menyusun kehidupan baru disana.
Jadi, sekian review dari saya. In my opinion, trilogi ini sangat gelap. Berawal dari Hunger Games yang menceritakan banyak kematian sadis. Mengingat pembunuhan dalam Hunger Games dilakukan oleh anak-anak justru bikin tambah serem. Lalu dilanjutkan oleh suasana penuh terror dalam kehidupan Katniss dan orang-orang yang berhubungan dengannya. Berasa banget gimana Capitol menanamkan cakarnya di kehidupan semua penduduk distrik. Dengan kata lain: lo ngelawan, lo mati. Bahkan di akhir ceritanya pun, walaupun happy ending, tapi masih terkesan kurang cerah. Katniss yang masih mengalami gangguan mental, dan walaupun ia kembali ke distriknya, ia masih ga bisa berkumpul bersama orang-orang yang dia sayang. Ibunya kemanaa, Gale kemanaa. Untung ada Peeta yang memang sudah seharusnya mereka bersama. Tapi justru disitu lah daya tariknya. Namanya perang, walaupun berhasil menang atau merdeka, pasti tetap akan meninggalkan duka. Ya, ada pengorbanan yang sangat besar dibalik itu semua. Menurut saya, itu lah yang si pengarang coba sampaikan ke pembaca. Satu hal yang saya sayangkan, justru di Mockingjay peran Peeta sangat tenggelam dibandingkan Gale, sehingga seolah-olah Katniss akan bersama Gale. Saya pribadi justru agak bosan saat membaca Mockingjay karena alurnya yang lambat dan Katniss kelamaan jadi bonekanya. Tapi saya senang dengan endingnya saat Katniss membunuh Coin. Yes! Dari awal emang saya udah curiga sama si Coin ini, ternyata bener kaaan dia bisa aja jadi Snow di masa mendatang. Haha.
Anyway, the ending is sucks, but still a fabulous story :)
May the odds be ever in your favor
*pendukung gale datang*
ReplyDeleteaduh gimana yaaaa~, pesona gale (dan juga liam hemsworth) pasti akan sulit ditolak
ahahahahaha *mulai gila*
membuat resensi yang mockingjay ini sejujurnya agak susah pasti karena cerita banyak, tokohnya membludak sementara semua punya peran. dengan keterbatasan jumlah halaman dengan peran yang sebanyak itu jadi agak kurang maksimal aku bilang. IYA sekali. kalau dibilang gelap endingnya, aku bilang malang. Oh Tuhan. dari Awal sampai akhir kemalangannya nggak abis-abis.
mungkin novel ini jadi pemuas dahaga bagi pembaca yang tidak begitu menyukai happily ever after. yah, inilah "realita" not always as sweet as fairytale. begitulah.
terlepas dari segala kekurangan, trilogi ini masihlah menjadi novel paling favoritku :D
terima kasih suzanne collins yang telah membuat gale jomblo sampai akhir, walau tidak ada pengaruh apa-apa, tapi sungguh saya sangat puas. setidaknya mengurangi kekecewaaan saya karena tokoh yang dipuja-puja ini malah endingnya berantakan. nggak jelas, tiba-tiba udah pergi aja. -_-"
opini yang terakhir bener ngerangkum semua deh sil :)
singkat tapi beneran tepat sasaran. "ya begitu!" maksudnya. :D(y)
nice share pliz visit me also. http://fokuz9.blogspot.com/
ReplyDelete