Heaven!

Heaven!

Saturday, April 14, 2012

Ketemu Penyu di Gili Trawangan

Turtle Conservation
Ketagihan dengan snorkeling saat di Karimunjawa, saya menyempatkan snorkeling lagi di Gili Trawangan, lombok saat mudik lebaran tahun lalu. Saat itu, orangtua saya yang sedang baik hatinya dan tidak sombong mengajak untuk "istirahat sejenak" di gili tarawangan selama 2 hari 1 malam. Wah tumben-tumbennya karena biasanya kami kalau ke gili ga pernah menginap, alias tek-tok alias pulang pergi dalam 1 hari.

Gili Trawangan adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian utara dari Pulau Lombok. Dalam bahasa lombok, "gili" berarti "pulau kecil". Terdapat tiga gili pada kawasan tersebut yakni Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan. Dari ketiga gili tersebut, gili trawangan lah yang paling besar dan paling ramai dikunjungi. Sebenarnya masih banyak gili yang lain yang ada di sekitar Pulau Lombok, tapi ketiga gili ini lah yang paling populer sebagai obyek wisata. 
Untuk mencapai gili trawangan dari lombok, dapat dilakukan dengan menyebrang dari Bangsal menggunakan kapal boat dengan tarif 10 ribu per orang. Tarif untuk mencapai gili meno atau gili air lebih murah, yaitu 9 ribu untuk gili meno dan 8 ribu untuk ke gili air, karena memang kedua gili tersebut lebih dekat. Kalau ga mau desak-desakan di boat dengan penumpang lain, bisa juga carter boat dengan tarif sekitar180 ribu sekali jalan. Perjalanan menuju gili trawangan sekitar 45 - 60 menit, tergantung besarnya gelombang. Bagi yang rawan mabuk laut, siap-siap permen jahe atau mint deh karena lumayan memabukkan saat ombak besar. Haha. Alternatif lain, bisa juga nyebrang dari Senggigi dengan mencarter boat dengan harga sekitar 550 ribu PP. Saya sendiri belum pernah nyebrang dari Senggigi. Tapi kabarnya sih boatnya jauh lebih nyaman dan perjalanannya lebih singkat. Tips sederhana, usahakan menyebrang sebelum jam 12 siang karena di atas jam segitu, biasanya ombak sudah cukup besar.

Karena lebaran tahun lalu bertepatan dengan masa school holiday beberapa negara, jadi bulenya lagi rameee banget. Harga sewa penginapan pun melambung karena tingginya wisatawan lokal maupun asing. Tarif penginapan yang saya sewa saat itu adalah 400 ribu/malam, padahal biasanya penginapan tersebut memasang tarif 200 ribu/malam. Menurut saya sih harga segitu mahal banget karena harga segitu fasilitas yang kami dapat cuma kamar dengan ranjang queen size, AC, kamar mandi dalam, dan handuk 2 biji. No toiletries, no breakfast, no snack. Aw! Bagi yang ingin bermalam di gili trawangan, tenaaang.. banyak banget koq penginapan yang tersedia. Mulai dari yang mewah tapi mahal sampai yang murah tapi pas-pasan ada. Ada harga ada kualitas toh? Tapi yaa kalau lagi musim liburan pasti harga semuanya naik :D

Sunset yang menghilang
ke balik Gunung Agung
Saya tiba di gili trawangan saat hari sudah siang. Karena saat itu ombaknya sedang besar, saya pun berencana snorkelingnya besok paginya saja. Jadi siang itu, saya hanya jalan-jalan menyusuri pantai sambil nontonin bule-bule yang lagi pada berjemur. Haha. Menjelang sore, saya pun menyewa sepeda untuk menuju ke spot yang tepat untuk melihat sunset, yang berada di sisi barat dari pulau tersebut. Tarif sewa sepedanya cukup murah, 15 ribu/jam. Setelah nego-nego, saya hanya dikenai tarif 25 ribu dari untuk 3 jam. Hihi.. pinter-pinter nawar aja.

Pernyataan bahwa gili trawangan kental dengan suasana party pun saya buktikan sendiri malam harinya. Berhubung baru kali itu saya bermalam di trawangan, baru saat itu juga lah saya melihat suasana malam di sana yang ramai hingar-bingar musik reggae. Keramaian berpusat di deretan resto dan bar yang terletak di bagian barat. Sedangkan sebagian besar restoran yang berada di sekitar garis pantai yang landai dan ramai pada siang hari, justru tutup pada malam hari.

Keesokan paginya, saya bela-belain bangun pagi untuk melihat sunrise. Bagus banget tapi kecepetan. Suasana pinggir pantai masih sepii banget. Rasanya tenang banget jalan-jalan santai sambil melihat pantai yang indah dengan air laut yang jernih dan yang perlahan membasahi kaki. Saat tempat sewa alat snorkeling udah buka, saya langsung sewa. Berhubung papa saya yang nawar sambil mengeluarkan jurus bahasa sasaknya, saya cuma dikenai tarif sewa 35 ribu/per hari untuk satu set alat snorkeling lengkap (mask, snorkel, fins, life jacket).

Snorkeling yang saya rasakan di gili trawangan berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya. Di gili trawangan snorkeling bisa dilakukan dengan nyebur langsung dari pinggir pantai karena sudah akan ketemu banyak karang, tapi jadinya ya lebih sulit karena harus hati-hati banget. Terumbu karangnya sendiri sangat indah dan besar-besar, sayangnya banyak yang tertutup pasir. Selain itu, tanpa harus jauh-jauh berenang ke tengah, saya sudah dapat menjumpai berbagai jenis ikan yang lebih bervariasi daripada yang saya lihat di Karimunjawa. Satu lagi yang mengasyikkan, saya bisa lihat penyu berenang dengan bebas di lautannya. Memang sih jumlahnya ga banyak. Saya sendiri hanya menjumpai 2 ekor saat itu, udah gede pula. Jadi penasaran, umurnya berapa ya kira-kira? Hehe.

Di Gili Trawangan memang terdapat tempat penangkaran penyu. Di tempat penangkaran tersebut, telur penyu ditetaskan dan si bayi penyu dipelihara hingga usia kira-kira 8 bulan. Setelah usia penyu mencukupi, penyu tersebut akan dilepaskan kembali ke laut bebas. Tujuannya adalah memelihara penyu-penyu tersebut sampai mereka siap untuk hidup sendiri. Tempat penangkaran penyu ini juga merupakan salah satu daya tarik bagi turis di gili trawangan. Di sini pengunjung juga dapat memberikan donasi untuk pemeliharaan penyu melalui kotak donasi yang disediakan. Melihat isinya, jadi ikutan senang karena ternyata banyak yang peduli dengan kelestarian penyu :)

Btw, saya sekarang penasaran pengen ke Derawan karena katanya disana kita bisa lihat penyu seliweran dan bertelur di sepanjang pantai. Hmm.. *ngumpulin recehan tabungan*




No comments:

Post a Comment